Di Bogor sendiri, Vihara dimana Dewa Hok Tek dimuliakan, terletak di jalan Suryakencana No. 1 (dahulu disebut Jl. Perniagaan), Bogor, yang berdekatan dengan lokasi perdagangan serta urat nadi ekonomi masyarakat Bogor. Vihara tersebut, yang sekarang bernama Vihara Dhanagun (Ho Tek Bio), menempati bangunan yang merupakan cagar budaya Nasional yang terletak di kota Bogor dan merupakan aset Dinas Purbakala Kota Bogor.


Menurut sejarah, bangunan ini pertama kali didirikan oleh masyarakat Tionghoa kota Bogor pada abad ke-18, lebih dari 300 tahun yang lalu dan jelas lebih tua daripada usia bangunan Istana Bogor maupun KebunRaya Bogor yang letaknya sangat berdekatan.
Vihara tersebut, pada zaman kolonial terletak pada sebidang tanah milik Negara (eigendom) seluas 5.000 m2, namun pada masa kini terdesak oleh berbagai ekses pembangunan kota, seperti pelebaran jalan, perluasan pasar dan lahan parkir, serta pembangunan Departement Store, yang mana meruntuhkan sebagian ciri khas Vihara berbentuk pagoda.


Sejak kepengurusan Yayasan Dhanagun, telah diambil prakarsa penataan kembali bangunan tersebut sebagai cagar budaya, sebuah warisan sejarah yang tidak ternilai bagi masyarakat Bogor. Seperti kita ketahui dalam sejarah bahwa pengaruh kebudayaan Tionghoa menyebar diseluruh Nusantara, mulai dari Aceh hingga Papua, maka harus dilestarikan sebagai warisan budaya yang masih ada saat ini.


Bagi pemerhati budaya, kiranya dapat terlihat fenomena bahwa Vihara Hok Tek Bio atau Vihara Dhanagun memberikan rejeki kepada masyarakat sekitar bisa dilihat dari lokasi yang “menyedot” berbagai jenis perdagangan untuk tumbuh dan berkembang, baik berupa pasar tradisional, pasar modern (dept-store), maupun perdagangan pasar tumpah / pasar malam dan toko besar maupun kecil.

 

admincgmfest